ADAT ISTIADAT JAWA TIMUR
Penduduk
Jumlah penduduk Jawa Timur pada tahun 2010 adalah 37.476.757 jiwa, dengan kepadatan 784
jiwa/km2. Kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di provinsi Jawa Timur adalah
Kabupaten Malang dengan jumlah penduduk 2.446.218 jiwa, sedang kota dengan jumlah
penduduk terbanyak adalah Kota Surabaya sebanyak 2.765.487. Laju pertumbuhan penduduk
adalah 0,76% per tahun (2010)
Seni dan budaya
Kesenian
Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa
Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya
adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk
menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor
dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok
ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski
keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.
Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian khas Ponorogo
yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi icon kesenian Jawa Timur.
Pementasan reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib.
Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng
dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti
ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain
Damarwulan, Angling Darma, dan Sarip Tambak-Oso.
Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa
Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari
klasik antara lain tari gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.
Terdapat pula kebudayaan semacam barong sai di Jawa Timur. Kesenian itu ada di dua
kabupaten yaitu, Bondowoso dan Jember. Singo Wulung adalah kebudayaan khas
Bondowoso. Sedangkan Jember memiliki macan kadhuk. Kedua kesenian itu sudah jarang
ditemui.
Budaya dan adat istiadat
Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak
pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman;
menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan
Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan,
Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek,
Nganjuk) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan
ketoprak cukup populer di kawasan ini.
Kawasan pesisir barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini
mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur
merupakan daerah masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan
anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini.
Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang) dan
Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini cukup jauh
dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan Yogyakarta.
Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat
besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan
perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak
dipengaruhi oleh budaya Hindu.
Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang
berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara
lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara
menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan
(upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.
Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan
lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah
memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan
didahului dengan acara temu atau kepanggih. Masyarakat di pesisir barat: Tuban, Lamongan,
Gresik, bahkan Bojonegoro memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria,
berbeda dengan lazimnya kebiasaan daerah lain di Indonesia, dimana pihak pria melamar
wanita. Dan umumnya pria selanjutnya akan masuk ke dalam keluarga wanita.
Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim
donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.
Arsitektur
Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan
Ponorogo) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan
khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo, bentuk limasan (dara gepak), bentuk
srontongan (empyak setangkep).
Masa kolonialisme Hindia-Belanda juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno. Kota-kota
di Jawa Timur banyak terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama di
Surabaya dan Malang
Rumah Adat Jawa Timur Joglo
Rumah adat joglo adalah salah satu rumah adat yang dimiliki oleh daerah Jawa Timur.
Rumah adat joglo di Jawa Timur banyak ditemukan di daerah Ponorogo.
Kebanyakan rumah joglo yang terdapat di Ponorogo adah rumah adat joglo yang memiliki
dua ruangan yaitu :
Ruang depan (pendopo) yang difungsikana sebagai :
o tempat menerima tamu
o balai pertemuan (karena awalnya hanya dimiliki oleh bangsawan dan kepala
desa)
o tempat untuk mengadakan upacara – upacara adat
Ruang belakang yang terdiri dari :
o kamar – kamar
o dapur (pawon)
Sedangkan ruang utama atau ruang induk pada rumah joglo dibagi menjadi 3 ruangan, yaitu :
sentong kiwo (kamar kiri)
sentong tengan (kamar tengah)
sentong tangen (kamar kanan)
Dalam rumah adat joglo, umumnya sebelum memasuku ruang induk kita akan melewati
sebuah pintu yang memiliki hiasan sulur gelung atau makara. Hiasan ini digambarakn untuk
menolak maksud – maksud jahat.
Dalam masyarakat Jawa, kamar tengah merupakan kamar sakral. Dalam kamar ini pemiliki
rumah biasanya menyediakan tempat tisur atau katil yang dilengkapi dengan bantal guling,
cermin dan sisir dari tanduk.
Kamar tengah umumnya juga dilengkapi denganlampu yang menyala siang siang dan malam
yang berfungsi sebagai pelita, serta ukiran yang memiliki makna sebagai pendidikan rohani.
Di sebelah kiri (barat) terdapat dempil yang berfungsi sebagai tempat tidur orang tua yang
langsung dihubungkan dengan serambi belakang (pasepen) yang digunakan untuk membuat
kerjinan tangan.
Sedangkan disebelah kanan (timur) terdapat dapur, pendaringan dan tempat yang difungsikan
untuk menyimpan alat pertanian.
Alat Musik Tradisional Jawa Timur
Di dalam artikel ini saya akan menginformasikan pada anda tengan 3 alat musik tradisional
yang populer di Jawa Timur, yaitu
1. Gamelan
2. Bonang
3. Terompet Reog
Saya tahu bahwa alat musik gamelan tidak asing lagi di Tanah Jawa. Karena gamelan
memang khas berasal dari tanah jawa. Meskipun demikian untuk melengkapi artikel ini, saya
akan kembali menjelaskan tentang ketiga alat musik tradisional Jawa Timur tersebut.
Penjelasan Tentang Alat Musik Tradisional Timur
1. Gamelan
Alat musik tradisional yang bisa dinilai sebagai alat musik yang paling populer di tanah jawa
ini adalah jenis alat musik pukul. Memiliki bagian bawah seperti bak yang terbuat dari kayu
yang diatasnya disusunlah beberapa lempengan besi yang digantung dengan penyangga
sehingga menghasilkan bunyi ketika dipukul. Alat musik gamelan ini memiliki tangga nada
yang lengkap. Nada setiap lempengan dibuat berbeda-beda dengan cara membedakan
panjangan potongan tiap-tiap lempengan besi tersebut. Alat pemukulnya biasanya juga dibuat
dari kayu dengan bagian ujung dibuat lebih besar dan bundar.
2. Bonang
Bonang hampir sama dengan Gamelan, hanya saja jika gamelan terbuat dari besi yang
berbentuk lempengan atau pipih, sedangkan bonang mirip dengan pot atau cerek. Biasanya
Bonang juga digunakan untuk dimainkan berpadu dengan gamelan. Yang uniknya adalah
setiap pot atau ceret dari Bonang ini memiliki poros yang cembung di bagian tengahnya
sebagai pusat untuk dipukul. Hampir mirip dengan gong-gong kecil yang disusun secara datar
di atas sebuah kotak kayu seperti Gamelan. Nah, Bonang ini juga termasuk alat musik
tradisional Jawa Timur yang dikenal sangat populer dari tingkat pedesaan dan juga perkotaan
di Jawa Timur.
3. Terompet Reog
Terompet reog ini dikenal berasal dari daerah Ponorogo Jawa Timur. Seperti namanya,
terompet Reog adalah sebuah alat musik tradisional Jawa Timur yang dimainkan dengan cara
ditiup yang digunakan untuk mengiringi kesenian reog di Jawa Timur. Kesenian reog sendiri
merupakan orkes tradisional yang biasanya dimainkan oleh 20 – 30 orang. Reog sendiri
dikenal sebagai kesenian tradisional Indonesia yang masih kental di masyarakat Ponorogo
khususnya karena masih sangat berbau mistik dan ilmu-ilmu kebatinan.
Di zaman modern ini, Reog biasanya dimainkan dalam rangka merayakan suatu acara seperti
pesta khitanan, pesta pernikahan, dan juga pada saat merayakan hari-hari besar nasional. Dan
sebenarnya kesenian reog ini merupakan wujud dari suatu keyakinan dan kepercayaan
peninggalan leluhur yang dilestarikan secara turun temurun oleh masyarakat Ponorogo.
Demikianlah penjelasan dari ketiga alat musik tradisional Provinsi Jawa Timur. Di artikel
selanjutnya saya akan coba ulas mengenai alat-alat musik tradisional yang berasal dari
Provinsi lain di Indonesia karena saya memang berencana untuk menulis artikel khusus
tentang alat musik tradisional ini dari semua provinsi.
Pakaian Adat Jawa Timur
Pakaian Adat Jawa Timur - Secara sekilas pakaian adat Jawa Timur mirip dengan pakaian
adat Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan pengaruh kebudayaan dan adat Jawa Tengah sangat
banyak.
Namun tetap berbeda, pakaian adat Jawa Tengah mengambarkan perilaku orang Jawa
Tengah yang santun yang berbalut filosofi dalam kain batik.
Sedangkan pada Pakaian adat Jawa Timur mencerminkan ketegasan dan kesederhanaan
kebudayaan Jawa Timur.
Selain itu yang membedakan pakain adat Jawa Timur dengan Jawa Tengah adalah penutup
kepala yang dipakai atau Odheng. Arloji rantai danf sebum dhungket atau tongkat.
Pakaian adat Jawa Timur biasa disebut dengan Mantenan. Karena biasanya dipakai pada saat
acara perkawinan oleh masyarakat jawa Timur.Selain busana Mantenan, pakaian khas
Madura juga termasuk pakain adat Jawa Timur.
Pakaian khas Madura biasa disebut pesa’an. Pakaian ini terkesan sederhana karena hanya
berupa kaos bergaris merah putih dan celana longgar. Untuk wanita biasa menggunakan
kebaya.
Ciri khas dari kebaya adalah penggunaan kutang polos dengan warna cerah yang mencolok.
Sehingga keindahan tubuh si pemakai akan terlihat jelas.
Hal ini merupakan nilai budaya Madura yang sangat menghargai keindahan tubuh. Bukan
sebagai sarana pornografi.
Warna – warna yang mencolok dan kuat yang dipakai dalam busana Madura mennjukan
karakter orang Madura yang tidak pernah ragu – ragu, berani, terbuka dan terus terang.
Sedangkan untuk para bangsawan menggunakan jas tutup polos dengan kain panjang.
Lengkap dengan odeng yang menunjukan derajat kebangsawanan seseorang.
Tag :
studi
2 Komentar untuk "ADAT ISTIADAT JAWA TIMUR"
Apakah itu benar coba yang lebih benar lagi yaaa������
Apakah itu benar coba yang lebih benar lagi yaaa������